Type something and hit enter

Posted by On
Pernahkah kalian melihat di koran berisi pendapat pribadi seseorang mengenai isu kenaikan bbm? Hal yang kalian baca itu disebut dengan teks editorial/teks opini.

Jika kalian perhatikan secara teliti, kalian akan mendapatkan kolom khusus yang diisi dengan opini seseorang. Kolom khusus tersebut salah satunya adalah kolom teks editorial.

Editorial sebenarnya bukanlah kolom yang paling dicari oleh pembaca. Ketika membaca media cetak, misalnya saja koran, orang akan cenderung terfokus pada informasi utama.

Jarang sekali, bisa dikatakan demikian, ada orang yang langsung ingin mencari dan membaca kolom editorial.

Secara sederhana, editorial merupakan kata pengantar dari redaksi. Yang menulis editorial tidak harus seorang editor, meskipun namanya "editorial".

Meski bisa kita sebut dengan pengantar, namun posisinya tidak selalu berada di halaman utama. Sebab, editorial bukanlah daftar isi yang menceritakan secara gamblang sajian edisi yang diantarkannya.

Tidak perlu berlama-lama, untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai teks editorial atau teks opini. Simaklah materi dibawah ini yang dirangkum oleh Materi Bindo.


Teks Editorial/Opini: Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah, Contoh

Pengertian Teks Editorial/Opini


Teks editorial/opini adalah teks yang berisi pendapat pribadi seseorang terhadap suatu isu atau masalah aktual. Isu yang diangkat bisa jadi meliputi masalah politik, masalah ekonomi, ataupun masalah sosial yang mempunyai hubungan erat dengan politik.

Contoh isu yang bisa diangkat adalah tentang masalah kebijakan kenaikan BBM, Rupiah anjlok, ataupun inflasi keuangan.

Teks editorial ini bisa kita temukan biasanya muncul dalam koran atau majalah. Meskipun hanya berupa pendapat atau opini, tapi untuk menulisnya tidak boleh sembarangan.

Pendapat yang dituliskan harus dilengkapi dengan fakta, bukti-bukti, serta alasan yang logis. Dengan begitu, isi teks dapat diterima dengan baik oleh pembaca.

Teks editorial merupakan informasi yang dikupas oleh editor dalam rubrik yang biasanya disebut editorial atau tajuk recana.

Dalam tajuk rencana, biasanya diungkapkan fakta peristiwa atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah yang diangkat, kritik, penilaian, serta saran atas masalah, dan harapan redaksi terhadap peran pembaca.

KBBI (2003:284) memuat editorial untuk menyebut artikel dalam surat kabar atau majalah (pada praktiknya bisa berupa apa saja) yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah atau koran) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.

Sementara itu, tentang tajuk rencana hanya disebut sebagai karangan pokok dalam surat kabar (KBBI 2003:1123).

Berdasarkan isi dan tujuannya, teks editorial tergolong jenis teks argumentatif seperti halnya teks eksposisi dan teks ulasan.

Pelajaran terkait: Materi Teks Ulasan

Back to Content ↑

Struktur Teks Editorial/Opini


Tahukah kalian jika struktur teks editorial sama dengan struktur teks eksposisi, yaitu meliputi: pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat (reiteration). Penjelasan singkatnya sebagai berikut:

1. Pernyataan Pendapat (Tesis)


Bagian ini berisi tentang sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu pada pernyataan atau sebuah teori yang nantinya akan diperkuat oleh argumen.

2. Argumentasi


Bagian ini merupakan bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan tesis.  Teks editorial membahas masalah yang sedang diperbincangkan umum di masyarakat. Argumentasi dapat berupa pernyataan umum (generalisasi), berupa data hasil penilitan, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang dapat dipercaya.

3. Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration)


Bagian ini berisi penguatan kembali atas pernyataan pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi atau saran dan solusi dari penulis atas permasalahan yang sedang dibahas atau juga bisa berupa kesimpulan yang sifatnya menegaskan ulang pendapatnya.

Back to Content ↑

Ciri-ciri Teks Editorial/Opini


Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari teks editorial atau teks opini, sebagai berikut:
  • Berisi fakta-fakta tentang peristiwa atau masalah aktual.
  • Berisi tema yang selalu hangat dibicarakan secara luas oleh masyarakat
  • Berisi opini redaksi tentang suatu peristiwa yang menjadi sorotan, baik berupa kritik, penilaian, harapan, maupun saran-saran.
  • Terkandung sudut pandang subjektif redaksi media yang bersangkutan terhadap suatu permasalahan, misalnya berupa sikap pro, netral, ataupun kontra.
  • Menarik untuk dibaca karena penggunaan kalimat yang singkat, jelas, dan padat.
  • Bersifat sistematis dan logis.
  • Tajuk rencana merupakan pendapat yang bersifat argumentatif.

Back to Content ↑

Kaidah Kebahasaan Teks Editorial/Opini


Teks editorial juga memiliki kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan sendiri, diantaranya adverbia, konjungsi, verba material, verba relasional, dan verba mental. Penjelasan singkatnya sebagai berikut.
  1. Adverbia: atau disebut juga kata keterangan atau adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Contoh kata-kata yang digunakan, seperti kata selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, dan lain sebagainya.
  2. Konjungsi: merupakan kata penghubung yang ada pada teks editorial/opini. Konjungsi yang biasanya ditemukan adalah konjungsi antarkalimat, seperti kata bahkan, sesungguhnya, dan malahan.
  3. Verba material: adalah verba yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa. Contohnya menulis, membaca, menghapus.
  4. Verba relasional: adalah kata kerja yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian B adalah C), dan milik (mengandung pengertian B mempunyai C).
  5. Verba mental: merupakan verba yang menunjukkan persepsi (contohnya melihat, merasa) kasih sayang (contohnya senang, khawatir), dan kognisi (contohnya berpikir, mengerti). Pada verba mental masih ada patisipan pengindra (senser) dan fenomena.

Back to Content ↑

Contoh Singkat Teks Editorial beserta Strukturnya


Ciremai yang Patut Dipertahankan


Kabar pengembalian Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Ciremai, Jawa Barat kepada pemerintah dari PT Chevron cukup melegakan masyarakat setempat. Kita ingat bahwa Chevron merupakan peserta tunggal dalam lelang WKP Ciremai yang digelar 2011 lalu. Chevron kemudian ditetapkan sebagai pemenang lelang WKP tersebut. Masyarakat yang sebelumnya mengadakan ‘perlawanan’ bisa bernapas sejenak.

Entahlah, pemerintah yang gagal menangkap keinginan masyarakat atau masyarakat yang gagal mengerti program pemerintah. Yang pasti gesekan akan kembali terjadi karena WKP Ceremai kemungkinan akan kembali dilelang. Kita masih ingat isu yang beredar di masyarakat, bahwa pemerintah menjual Gunung Ciremai pada Chevron.

Tentunya, isu itu menjadi sangat sensitif mengingat Chevron adalah pihak asing. Nasionalisme ditambah cinta lingkungan seperti bahan bakar yang memberi semangat pada masyarakat sekitar, bahkan masyarakat yang berdomisili di laur Ciremai tapi pernah bertempat tinggal atau sekadar berkunjung. Mereka mengagumi Gunung Ciremai dan khawatir jika proyek panas bumi itu akan menggerus keindahan Gunung Ciremai.

Saatnya pemerintah meninjau ulang program-programnya. Masyarakat sudah berani bersikap untuk melindungi lingkungannya. Bukankah tugas pemerintah adalah mengayomi rakyatnya, tanah airnya? Bukan semata mencari celah keuntungan tapi merusak lingkungan.

Analisis:
  1. Judul: Ciremai yang Patut Diperahankan
  2. Tesis: Kabar pengembalian Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Ciremai, Jawa Barat kepada pemerintah dari PT Chevron cukup melegakan masyarakat setempat.
  3. Argumentasi: Nasionalisme ditambah cinta lingkungan seperti bahan bakar yang memberi semangat pada masyarakat sekitar, bahkan masyarakat yang berdomisili dilaur Ciremai tapi pernah bertempat tinggal atau sekadar berkunjung. Mereka mengagumi Gunung Ciremai dan khawatir jika proyek panas bumi itu akan menggerus keindahan Gunung Ciremai.
  4. Penegasan ulang: Saatnya pemerintah meninjau ulang program-programnya. Masyarakat sudah beranibersikap untuk melindungi lingkungannya.

Back to Content ↑

Jenis-Jenis Teks Editorial


Ada tiga jenis editorial yang kalian perlu tahu, di antaranya yaitu:
  1. Interpretative editorial: mempunyai misi utama untuk menjelaskan isu atau topik dengan memberikan fakta-fakta dan figur untuk memberikan pengetahuan.
  2. Controversial editorial: dibuat untuk meyakinkan pembaca pada kepercayaan atau keinginan pada suatu isu atau topik. Biasanya editorial jenis ini, pendapat yang berbeda atau berlawanan akan digambarkan lebih buruk.
  3. Explanatory editorial: yang menyajikan masalah untuk dinilai para pembaca. Tujuan teks ini adalah untuk mengidentifikasi masalah, dan membuka mata masyarakat untuk lebih memperhatikan suatu isu atau topik.

Back to Content ↑

Tujuan, Manfaat, & Fungsi Teks Editorial


Tujuan Teks Editorial/Tajuk Rencana/Opini

 

  • Untuk mengajak para pembaca turut berpikir dalam masalah yang sedang hangat diperbincangkan pada lingkungan masyarakat.
  • Untuk memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu/masalah yang sedang berkembang.

Manfaat Tajuk Rencana/Editorial/Opini


Memberikan informasi kepada para pembaca, untuk merangsang pemikiran dan terkadang juga mampu menggerakkan pembaca untuk segera bertindak.

Fungsi Teks Opini/Editorial/Tajuk Rencana


  • Meneruskan evaluasi moral mengenai berita tersebut.
  • Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita & akibatnya dalam masyarakat.
  • Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan fenomena sosial dan faktor yang mempengaruhi  dengan lebih menyeluruh.
  • Terkadang terdapat analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang bisa terjadi.

Back to Content ↑


1. Memilih (selecting)


Pada langkah pertama, pilihlah informasi/isu-isu yang hendak diangkat. Perlu pertimbangan tersendiri untuk memilih berita apa yang hendak diangkat. Perbedaan pertimbangan inilah yang membedakan pengangkatan isu setiap media berbeda-beda.

2. Mengumpulkan (collecting)


Tahap selanjutnya, kumpulkan pendukung yang akan memperkuat opini yang hendak disampaikan. Pendukung berupa fakta-fakta seputar topik yang diangkat, ini akan memberi nilai objektivitas dalam penulisan daripada sekadar opini belaka.

3. Mengaitkan (connecting)


Langkah ketiga adalah mengaitkan atau menghubungkan. Sebelum menyusun draf editorial, rembukkan dulu dengan anggota redaksi. Isi editorias yang disampaikan harus jelas dan menyampaikan detail-detail yang akurat, juga dilengkapi dengan contoh-contoh pendukung.

4. Memperbaiki (correcting)


Langkah terakhir, lakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap hasil tulisan tersebut. Editorial harus jelas dan bertenaga, tetapi jangan sampai menyerang pihak lain. Dan upayakan pula untuk tidak terlalu mengajari. Susunan paragrafnya lebih baik singkat dan lugas.

Back to Content ↑


Pengertian teks editorial atau opini adalah suatu paragraf yang isinya pendapat atau pikiran seseorang tentang suatu masalah aktual. Pendapat yang disampaikan bisa berupa saran, kritik, tanggapan, harapan ataupun ajakan.

Demikianlah artikel hari ini tentang teks editorial atau teks opini mulai dari pengertiannya, struktur, ciri-ciri, kaidah kebahasaan dan contoh teks editorial/opini. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.

0 comments