Type something and hit enter

Posted by On

Pada pelajaran ini kita akan membahas pengertian pantun menurut para ahli KBBI dan pakar sastra lainnya.


Pantun merupakan sebuah media yang sering dipergunakan dalam tindak komunikasi dalam masyarakat, baik oleh muda-mudi misalnya dalam bercinta atau mencurahkan isi hati melalui surat.


Bagi golongan tua pantun biasanya dipergunakan dalam pidato upacara adat. Pantun telah lama dipergunakan oleh masyarakat.


Pantun adalah sastra lama yang dekat dan menyatu dengan masyarakat. Berikut ini pendapat para ahli tentang pantun.


Baca juga: Materi Teks Pantun: Pengertian, Struktur, Ciri-ciri, Kaidah, Jenis dan Contohnya


Pengertian Pantun Menurut Pendapat Para Ahli

pengertian pantun menurut para ahli


1. Pengertian Pantun Menurut KBBI


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pantun adalah "bentuk puisi Indonesia (melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya tumpuan (sampiran) dan baris ketiga dan keempat merupakan isi".


2. Achen


Pengertian pantun menurut pendapat ahli, menurut Achen (2009) pantun adalah sebuah puisi terdahulu yang terdiri dari empat baris, dalam setiap pasangnya mempunyai maksud dan makna tersendiri.


Dapat diartikan bahwa pantun adalah karya sastra yang memiliki keindahan yang berguna untuk mengungkapkan sebuah pesan atau sebuah makna tertentu


3. Navis 


Navis (1984:2323) mengemukakan tentang pantung sebagai berikut. "kata pantun berasal dari kata sepantun sama dengan seumpama. Seperti yang ditemukan pula pada bahasa Melayu yang sering menyebutkan kami sepantun anak itik, dan pantun merupakan lanjutan pertumbuhan peribahasa atau perumpamaan, atau kalimat perumpamaan yang diberi kata pengantar, yang bunyi dan maknanya mirip dengan kata pengantar itu dinamakan sampiran".


4. Mulyana 


Menurut Mulyana, dkk (1997:9) mengatakan: "Pantun merupakan ragam puisi lama, sebait terdiri dari 4 larik dengan berima (sajak) akhir a-b-a-b. Setiap larik biasanya terdiri atas empat kata atau 8-12 suku kata dengan ketentuan bahwa dual arik pertama selalu kiasan atau sampiran, sementara itu maksud sesungguhnya terdapat dalam larik ketiga dan keempat".


5. Gani


Menurut Gani (1999:2): "Pantun yaitu puisi rakyat yang paling tua dan paling umum di Indonesia. Isi pantun biasanya berkaitan dengan perasaan rindu, dendam, kesedihan, gurauan, pengajaran, norma-norma, dan lain-lain. Umumnya pantun mempunyai bait yang terdiri dari empat baris, dengan delapan sampai dua belas suku kata pada tiap-tiap barisnya. Baris pertama bersajak dengan baris ketiga dan baris kedua bersajak dengan baris keempat (ab-ab). Bagian pertama pantun (baris pertama dan kedua) disebut dengan sampiran dan bagian kedua (baris ketiga dan keempat) disebut dengan isi".


6. Rizal


Rizal (2011:1-2) mengemukakan bahwa pantun merupakan sebuah puisi lama yang mempunyai sifat menghibur dan mendidik, serta mengandung nilai-nilai sosial dan keagamaan. Selain itu, juga membawa pesan-pesan moral, nasihat-nasihat, serta ajaran-ajaran yang bermanfaat.


7. Waluyo


Waluyo (1987:9) menjelaskan pantun adalah puisi asli Indonesia. Hampir di semua daerah di Indonesia terdapat tradisi berpantun, misalnya ketika upacara perkawinan banyak menggunakan pantun untuk menyambut tamu.


8. Suroto


Suroto (1993:43) telah menjelaskan bahwa pantun termasuk puisi lama Indonesia. Jenis pantun ini dapat pula digolongkan sebagai bentuk asli, seperti bentuk mantra. Pantun juga terdapat di dalam beberapa sastra daerah di Indonesia, seperti "Parikan" dalam sastra Jawa atau "Paparikan" dalam sastra Sunda.


9. Kiftiawati


Kiftiawati (2008:3) menjelaskan bahwa pantun adalah puisi rakyat yang dinyanyikan dan biasanya berfungsi untuk mengungkapkan perasaan (senang, sedih) atau bersifat nasihat.


10. Syaefuddin


Syaefudin (2008:7) menjelaskan pantun berarti bagai, seperti, ibarat, umpama, laksana.


11. Sadikin


Sadikin (2011:15) menjelaskan pengertian pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara.


12. Tim Penyusun


Tim penyusun (2008:13) menjelaskan pantun adalah karya sastra lama yang berbentuk puisi.


13. Kosasih


Pantun merupakan salah satu puisi lama (Kosasih, 2007: 21).


Kosasih (2016, hlm. 140) menyatakan, "pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama. Pantun dibentuk oleh bait-bait dan setiap bait terdiri atas baris- baris. Hanya saja pantun lebih terikat oleh aturan-aturan baku. Jumlah baris dalam setiap baitnya ditentukan jumlah suku kata dalam setiap barisnya, serta bunyi-bunyi hurufnya, juga telah diatur".


14. Syam


Pantun adalah bentuk puisi lama yang memiliki bait, yang di dalam bait itu terdapat empat larik atau baris yang memiliki sajak berumus a-b-a-b, memiliki irama, memiliki sampiran pada baris pertama dan kedua, dan yang memiliki isi pada baris ketiga dan keempat (Syam, 2010:47).


15. Ambary


Menurut Ambary (1983:24), pantun berarti: bagai, seperti, ibarat, umpama, laksana. Hal ini dapat kita dengar pada bidal yang berbunyi sepantun (seumpama) laba-laba meramu dalam badan sendiri.


16. Sugiarto


Menurut Sugiarto (2009:12), pantun merupakan gubahan yang diuntai atau diikat oleh ikatan tertentu. Ikatan-ikatan inilah yang membedakan dengan bentuk karya sastra lisan yang lain dan merpakan ciri khas yang mudah dikenali.


17. Suprapto


Menurut Suprapto (2009:2), pantun dapat dilihat pada bagian ikatan yang terdiri atas sampiran dan isi. Pada sampiran, yaitu dua baris pertama pada pantun umumnya melukiskan apa yang diambil sebagai kiasan yang tersimpul di dalam isi pantun. Isi pantun yaitu ungkapan, gagasan, pikiran, atau maksud tertentu yang sebenarnya, yang hendak disampaikan oleh seseorang.


18. Pangesti 


Pangesti (2014, hlm. 13) mengemukakan bahwa "pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dalam bahasa-bahasa Nusantara." Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa pantun merupakan bentuk puisi yang digunakan untuk bertanya jawab antara dua orang misalnya laki-laki dan wanita yang isinya merupakan sebuah perasaan hatinya.


19. Zulfahnur dkk


Zulfahnur dkk (1996, hlm. 90) mengemukakan bahwa "Pantun biasanya terdiri atas empat baris, bersajak a-b-a-b, dua baris pertama sampirannya dan dua baris terakhir isinya." Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa pantun dalam satu bait terdiri dari empat baris, dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris terakhir adalah isi dan setiap bait bersajak a-b-a-b.


20. Sembodo


Sembodo (2010, hlm. 25-26) mengemukakan bahwa "Pantun adalah sajak yang terdiri atas empat baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan yang ketiga dan keepat adalah isi."


21. Zaidan


Zaidan dkk (1994:143) mendefinisikan pantun sebagai jenis puisi lama yang terdiri atas 4 larik dengan rima akhir a/b/a/b. Setiap larik biasanya terdiri atas 4 kata, larik 1-2 merupakan sampiran, larik 3-4 merupakan isi. Berdasarkan ada tidaknya hubungan antara sampiran dan isi ini, pantun dapat dipilah-pilah menjadi 2 genre/jenis, yakni pantun mulia dan pantun tak mulia.


22. Rani


Sementara Rani (1996:58) mendefinisikan pantun sebagai jenis puisi lama yang terdiri atas 4 baris dalam satu baitnya. Baris 1-2 adalah sampiran, sedangkan baris 3-4 adalah isi. Baris 1-3 dan 2-4 saling bersajak akhir vertikal dengan pola a/b/a/b.


23. Moeliono


Menurut Moeliono (2002:728) pantun adalah bentuk puisi asli Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat atau lima kata, bersajak (a-b-a-b), tiap larik terdiri atas empat kata, baris pertama dan kedua sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.


24. Utami


Utami (2013:8) menyatakan, pantun adalah salah satu hasil karya sastra jenis puisi lama yang sangat dikenal dalam bahasa nusantara. Dalam bahasa Sunda misalnya, pantun dikenal sebagai paparikan dan dalam bahasa Jawa dikenal sebagai parikan.


25. Sudaryat


Sudaryat (2006:170) mengemukakan bahwa pantun merupakan hasil karya sastra puisi lama yang berupa puisi asli yang bentuknya terdiri atas empat baris sebait dengan rumus sajak a-b-a-b.


26. Indriawan


Pendapat Indriawan (2013, hlm.85) bahwa pantun terdiri dari empat larik (atau empat baris bila dituliskan). Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai sastra yang tertulis.


Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pantun adalah salah satu bentuk puisi lama yang paling tua umurnya, terdiri atas kalimat-kalimat pendek, tiap bait terdiri atas 4 baris. Tiap-tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata, baris pertama dan kedua disebut sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat disebut isi pantun.


Baca juga: 52 Pengertian Puisi Menurut Para Ahli


Demikianlah artikel kali ini tentang pengertian pantun menurut para ahli. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.

0 comments