Type something and hit enter

Posted by On

Unsur unsur intrinsik prosa adalah elemen-elemen yang membentuk dan menentukan kualitas dari sebuah karya sastra dalam bentuk narasi, seperti novel, cerpen, atau cerita fiksi lainnya. 


Namun, banyak pembaca dan penulis yang kurang memahami apa saja unsur-unsur tersebut dan bagaimana cara menganalisisnya. 


Hal ini menyebabkan mereka tidak dapat menikmati, mengapresiasi, atau menghasilkan prosa yang berkualitas. Apakah Anda termasuk salah satu dari mereka? Jika ya, maka Anda perlu belajar lebih dalam tentang unsur-unsur intrinsik prosa.


Unsur-unsur intrinsik prosa adalah elemen-elemen yang terdapat dalam teks itu sendiri, seperti tema, karakter, plot, sudut pandang, dan lain-lain. 


Sementara itu, unsur-unsur ekstrinsik prosa adalah elemen-elemen yang berada di luar teks itu sendiri, seperti latar belakang penulis, konteks sosial budaya, dan lain-lain. 


Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang unsur-unsur intrinsik prosa dan contohnya serta bagaimana unsur tersebut dapat mempengaruhi karya tulis Anda.


Baca juga: Materi Prosa Adalah


Unsur-Unsur Intrinsik Prosa

unsur unsur intrinsik prosa


Unsur-unsur intrinsik prosa adalah elemen-elemen yang berasal dari dalam karya itu sendiri, yang mencerminkan imajinasi, gagasan, dan pesan dari pengarangnya. Unsur-unsur intrinsik prosa terdiri dari tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa.


1. Tema


Tema adalah gagasan pokok atau ide utama yang menjadi dasar dari sebuah karya prosa. Tema biasanya berkaitan dengan masalah, konflik, atau pertanyaan yang ingin diangkat atau dijawab oleh pengarang melalui ceritanya. 


Tema dapat bersifat eksplisit atau implisit. Eksplisit berarti tema dinyatakan secara langsung oleh pengarang atau tokoh dalam cerita. Implisit berarti tema disampaikan secara tidak langsung melalui simbol-simbol atau petunjuk-petunjuk dalam cerita.


Contoh tema dalam prosa:

  1. Cinta segitiga dalam novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata.
  2. Perjuangan melawan penjajahan dalam novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer.
  3. Kehidupan anak jalanan dalam cerpen “Gelas-Gelas Berdenting” karya Kuntowijoyo.
  4. Persahabatan antara manusia dan hewan dalam cerpen “Keberanian Anjing Kecil” karya Chairil Anwar.


2. Alur


Alur adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita. Alur biasanya memiliki tiga bagian utama, yaitu pengenalan (eksposisi), pertikaian (komplikasi), dan penyelesaian (resolusi). 

  • Pengenalan adalah bagian awal dari cerita yang memperkenalkan tokoh-tokoh, latar, dan konflik utama.
  • Pertikaian adalah bagian tengah dari cerita yang menampilkan perkembangan konflik dan tantangan yang dihadapi oleh tokoh-tokoh. 
  • Penyelesaian adalah bagian akhir dari cerita yang menunjukkan hasil atau akibat dari konflik dan cara penyelesaiannya.


Contoh alur dalam prosa:

  1. Dalam novel “Laskar Pelangi”, pengenalan terjadi ketika Ikal dan teman-temannya berusaha untuk membuka sekolah di desa mereka yang miskin dan terpencil. Pertikaian terjadi ketika mereka menghadapi berbagai rintangan dan masalah, seperti kemiskinan, bencana alam, diskriminasi, dan persaingan. Penyelesaian terjadi ketika mereka berhasil menyelesaikan pendidikan mereka dan mewujudkan mimpi-mimpi mereka.
  2. Dalam cerpen “Gelas-Gelas Berdenting”, pengenalan terjadi ketika seorang anak jalanan bernama Rudi bertemu dengan seorang wanita tua yang memberinya makan dan tempat tinggal. Pertikaian terjadi ketika Rudi mulai merasa tidak nyaman dengan perlakuan wanita tua tersebut, yang ternyata memiliki niat jahat untuk menjualnya. Penyelesaian terjadi ketika Rudi berhasil melarikan diri dari rumah wanita tua tersebut dengan bantuan seorang polisi.


3. Tokoh


Tokoh adalah pelaku atau karakter yang terlibat dalam cerita. Tokoh dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, benda, atau makhluk khayalan. Tokoh biasanya memiliki peran dan fungsi tertentu dalam cerita, seperti protagonis, antagonis, tokoh utama, tokoh pembantu, tokoh statis, atau tokoh dinamis.

  • Protagonis adalah tokoh yang menjadi pusat perhatian atau pihak yang berjuang untuk mencapai tujuan.
  • Antagonis adalah tokoh yang menjadi lawan atau penghalang bagi protagonis. 
  • Tokoh utama adalah tokoh yang paling menonjol atau berpengaruh dalam cerita. 
  • Tokoh pembantu adalah tokoh yang membantu atau mendukung tokoh utama. 
  • Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan watak atau sikap sepanjang cerita. 
  • Tokoh dinamis adalah tokoh yang mengalami perubahan watak atau sikap sepanjang cerita.


Contoh tokoh dalam prosa:

  1. Dalam novel “Laskar Pelangi”, tokoh-tokohnya antara lain: Ikal (tokoh utama dan protagonis), Lintang (tokoh pembantu dan dinamis), Mahar (tokoh pembantu dan dinamis), A Ling (tokoh pembantu dan statis), Bu Muslimah (tokoh pembantu dan statis), Pak Harfan (tokoh pembantu dan statis), Borek (antagonis dan statis), dan Trapani (antagonis dan statis).
  2. Dalam cerpen “Keberanian Anjing Kecil”, tokoh-tokohnya antara lain: anjing kecil (tokoh utama dan protagonis), anak laki-laki (tokoh pembantu dan dinamis), ibu anak laki-laki (tokoh pembantu dan dinamis), ayah anak laki-laki (tokoh pembantu dan statis), dan ular besar (antagonis dan statis).


4. Latar


Latar adalah tempat, waktu, dan suasana yang menjadi latar belakang dari sebuah cerita. Latar dapat bersifat nyata atau fiktif, spesifik atau umum, statis atau dinamis. 

  • Latar nyata adalah latar yang berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada di dunia nyata. 
  • Latar fiktif adalah latar yang berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Latar spesifik adalah latar yang memiliki detail atau keterangan yang jelas dan lengkap. 
  • Latar umum adalah latar yang memiliki detail atau keterangan yang samar atau kurang lengkap. Latar statis adalah latar yang tidak mengalami perubahan sepanjang cerita. 
  • Latar dinamis adalah latar yang mengalami perubahan sepanjang cerita.


Contoh latar dalam prosa:

  1. Dalam novel “Laskar Pelangi”, latar tempatnya adalah desa Gantong di Pulau Belitung, Indonesia. Latar waktunya adalah tahun 1970-an hingga 1980-an. Latar suasana nya adalah miskin, terpencil, namun penuh semangat dan harapan.
  2. Dalam cerpen “Gelas-Gelas Berdenting”, latar tempatnya adalah kota besar di Indonesia. Latar waktunya adalah masa kini. Latar suasana nya adalah keras, suram, namun ada sedikit harapan.


5. Sudut Pandang


Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya dalam menceritakan sebuah cerita. Sudut pandang dapat mempengaruhi persepsi, emosi, dan penilaian pembaca terhadap cerita. 


Sudut pandang juga dapat menunjukkan sikap, tujuan, dan gaya pengarang dalam menulis. Sudut pandang dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga.


Sudut Pandang Orang Pertama


Sudut pandang orang pertama adalah sudut pandang yang menggunakan kata ganti orang pertama seperti aku, saya, kami, kita. Sudut pandang ini biasanya digunakan oleh pengarang yang ingin menampilkan pengalaman pribadi atau emosi dari tokoh utama.


Contoh sudut pandang orang pertama dalam prosa:

  1. Dalam novel “Laskar Pelangi”, pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal dengan tokoh utama bernama Ikal. Ikal menceritakan kisah hidupnya bersama teman-temannya di desa Gantong, Pulau Belitung. Pengarang menggunakan sudut pandang ini untuk menampilkan perjuangan, harapan, dan mimpi anak-anak desa yang miskin namun bersemangat belajar.
  2. Dalam cerpen “Keberanian Anjing Kecil”, pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama jamak dengan tokoh utama berupa anjing kecil. Anjing kecil menceritakan kisah persahabatannya dengan seorang anak laki-laki yang menyelamatkannya dari ular besar. Pengarang menggunakan sudut pandang ini untuk menampilkan keberanian, kesetiaan, dan kasih sayang antara manusia dan hewan.


Sudut Pandang Orang Kedua


Sudut pandang orang kedua adalah sudut pandang yang menggunakan kata ganti orang kedua seperti kamu, anda, kalian. Sudut pandang ini jarang digunakan oleh pengarang karena memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Sudut pandang ini biasanya digunakan oleh pengarang yang ingin menantang atau memprovokasi pembaca secara langsung.


Contoh sudut pandang orang kedua dalam prosa:

  1. Dalam novel “Cantik Itu Luka” karya Eka Kurniawan, pengarang menggunakan sudut pandang orang kedua dengan tokoh utama bernama Dewi Ayu. Dewi Ayu menceritakan kisah hidupnya sebagai pelacur di kota fiktif bernama Halimunda. Pengarang menggunakan sudut pandang ini untuk menampilkan tragedi, ironi, dan humor dalam sejarah Indonesia.
  2. Dalam cerpen “Kau Tak Akan Pernah Mengerti” karya Seno Gumira Ajidarma, pengarang menggunakan sudut pandang orang kedua dengan tokoh utama berupa seorang narator yang tidak disebutkan namanya. Narator menceritakan kisah cintanya dengan seorang wanita yang juga tidak disebutkan namanya. Pengarang menggunakan sudut pandang ini untuk menampilkan ketidakpastian, ketegangan, dan kekecewaan dalam hubungan asmara.


Sudut Pandang Orang Ketiga


Sudut pandang orang ketiga adalah sudut pandang yang menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, mereka, ia, beliau. Sudut pandang ini biasanya digunakan oleh pengarang yang ingin menampilkan cerita secara luas dan objektif.


Contoh sudut pandang orang ketiga dalam prosa:

  1. Dalam novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer, pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu dengan tokoh utama bernama Minke. Minke adalah seorang pribumi yang bersekolah di sekolah Belanda di Jawa pada masa penjajahan. Pengarang menggunakan sudut pandang ini untuk menampilkan perjuangan, konflik, dan perubahan sosial dalam sejarah Indonesia.
  2. Dalam cerpen “Gelas-Gelas Berdenting” karya Kuntowijoyo, pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga terbatas dengan tokoh utama bernama Rudi. Rudi adalah seorang anak jalanan yang ditipu oleh seorang wanita tua yang ingin menjualnya. Pengarang menggunakan sudut pandang ini untuk menampilkan realitas, kritik, dan harapan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.


6. Gaya Bahasa


Gaya bahasa adalah cara pengarang menggunakan bahasa dalam karya prosanya. Gaya bahasa dapat mencakup pilihan kata, kalimat, paragraf, tanda baca, dan unsur-unsur retoris seperti majas, perbandingan, dan lain-lain. 


Gaya bahasa dapat menunjukkan karakteristik, kepribadian, dan tujuan pengarang dalam menulis. Gaya bahasa juga dapat mempengaruhi suasana, makna, dan kesan yang ditimbulkan oleh karya prosa.


Contoh gaya bahasa dalam prosa:

  1. Dalam novel “Laskar Pelangi”, gaya bahasanya adalah sederhana, lugas, dan mengalir. Pengarang menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan dekat dengan keseharian pembaca. Pengarang juga menggunakan kalimat-kalimat pendek dan jelas yang menampilkan alur cerita yang cepat dan dinamis. Pengarang juga menggunakan tanda baca seperti tanda seru (!) dan tanda tanya (?) untuk menunjukkan emosi dan rasa penasaran tokoh-tokoh. Pengarang juga menggunakan unsur-unsur retoris seperti metafora, personifikasi, hiperbola, dan ironi untuk memperkaya makna dan pesan cerita.
  2. Dalam cerpen “Gelas-Gelas Berdenting”, gaya bahasanya adalah padat, tajam, dan menggugah. Pengarang menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif dan sarat dengan simbolisme. Pengarang juga menggunakan kalimat-kalimat panjang dan kompleks yang menampilkan alur cerita yang lambat dan mendalam. Pengarang juga menggunakan tanda baca seperti titik dua (:) dan titik tiga (…) untuk menunjukkan penjelasan dan kesan misterius. Pengarang juga menggunakan unsur-unsur retoris seperti alegori, paradoks, antitesis, dan sindiran untuk menyampaikan kritik sosial.


Pentingnya Memahami Unsur-Unsur Intrinsik Prosa


Memahami unsur-unsur intrinsik prosa sangat penting untuk dapat menikmati dan menghargai karya sastra. Dengan pemahaman yang baik, pembaca dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui karyanya.


Cara Memahami Unsur-Unsur Intrinsik Prosa


Untuk memahami unsur-unsur intrinsik prosa, pembaca perlu melakukan beberapa langkah. 

  • Pertama, identifikasi tema cerita. 
  • Kedua, analisis alur cerita. 
  • Ketiga, kenali karakter-karakter dalam cerita. 
  • Keempat, perhatikan latar cerita. 
  • Kelima, pahami sudut pandang penulis. 
  • Terakhir, analisis gaya bahasa yang digunakan.


Dengan memahami unsur-unsur intrinsik prosa, Anda akan dapat menikmati karya sastra dengan lebih baik dan mendalam.


Demikianlah artikel kami tentang 6 unsur-unsur intrinsik prosa dan contohnya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.

0 comments