Type something and hit enter

Posted by On
Teks cerita fabel merupakan materi bahasa Indonesia kelas 8/VIII - Materi ini meliputi pengertian, jenis-jenis, unsur, struktur, contoh, ciri umum, ciri/kaidah kebahasaan, tujuan dan manfaatnya.


Apa itu teks cerita fabel? secara singkat, adalah cerita mengenai kehidupan binatang/hewan yang berperilaku seperti/mirip manusia.

Setelah kita mengetahui apa yang dimaksud dengan teks cerita fabel, sebaiknya kita tahu juga tujuan dan manfaatnya.

Teks Cerita Fabel

Tujuan Teks Cerita Fabel


  • Memberikan motivasi, petuah, semangat bagi anak-anak dengan cerita yang imajinatif , menarik dan menghibur serta mudah dipahami oleh nalar anak-anak.
  • Untuk menghibur para pendengar/pembaca dan menyampaikan sebuah pesan moral yang terkandung di dalam cerita.
  • Menyampaikan sebuah nasihat yang menyenangkan dan menarik kepada anak-anak.

Back to Content ↑

Manfaat Teks Cerita Fabel


  • Mengetahui berbagai pesan dan amanah yang disampaikan dari cerita fabel.
  • Agar masyarakat bisa memahami isi dari cerita bacaan dan mengambil inti sari dari cerita fabel tersebut.

Back to Content ↑

Agar kita memahami lebih jauh tentang materi teks cerita fabel, Materi Bindo akan menjelaskan hal-hal terpenting menurut kami.

Pengertian Teks Cerita Fabel


Teks Cerita Fabel adalah teks yang menceritakan tentang kehidupan hewan atau binatang yang berperilaku seperti halnya manusia.

Fabel merupakan cerita khayalan/fiksi. Fabel disebut juga dengan cerita moral karena mengandung amanat dan pesan yang berkaitan dengan moral manusia.

Cerita fabel bukan hanya mengisahkan mengenai kehidupan binatang saja, melainkan juga mengisahkan tentang bagaimana kehidupan manusia dengan seluruh karakter yang dimilikinya.

Back to Content ↑

Jenis-jenis Teks Cerita Fabel


Ada 5 macam jenis teks cerita fabel yaitu sebagai berikut.

1. Berdasarkan dari waktu kemunculannya


  1. Fabel Klasik: merupakan cerita yang sudah ada sejak zaman dahulu kala, namun tidak diketahui persis waktu munculnya, yang diwariskan secara turun-temurun lewat lisan. Ciri-cirinya: cerita sangat pendek, tema sederhaa, kental dengan petuah, sifat hewani sangat melekat.
  2. Fabel Modern: merupakan ceria yang ada dalam waktu belum lama dan sengaja ditulis oleh pengarang/pembuat sebagai ekspresi kesastraan. Ciri-cirinya: cerita bisa pendek/panjang, tema rumit, kadang berupa epik/saga, karakter tokoh unik.


2. Berdasarkan asal dan ruang lingkup


  1. Fabel Lokal/Kedaerahan: merupakan fabel yang berasal dari suatu daerah dan penyebarannya terbatas pada ruang lingkup daerah itu sendiri.
  2. Fabel Nusantara: merupakan fabel berasal dari suatu daerah yang telah menyebar ke seluruh pelosok nusantara.
  3. Fabel Internasional: merupakan fabel berasal dari suatu negara dan telah menyebar luas ke seluruh pelosok dunia.


3. Berdasarkan penggunaan latar dan pemberian watak


  1. Fabel Alami: yaitu fabel yang menyandarkan sifat-sifat tokoh (para binatang) sesuai dengan karakter aslinya, contohnya: siput yang lambat menyusuri semak-semak.
  2. Fabel Adaptasi: yaitu fabel yang menyandarkan sifat-sifat tokoh berbeda dengan aslinya, contohnya: kancil pemarah yang jago kungfu dan memiliki perguruan bela diri.


4. Berdasarkan kemunculan pesan


  1. Fabel Koda: yaitu fabel yang menampilkan pesan secara jelas di akhir cerita.
  2. Fabel tanpa Koda:  yaitu fabel yang tidak menampilkan pesan secara jelas diakhir cerita, melainkan tersimpan secara tersirat di dalam cerita.


5. Berdasarkan isi dan kandungan cerita


  1. Fabel Jenaka: fabel yang mengandung cerita-cerita lucu dan dapat mengundang tawa pembaca.
  2. Fabel Tragedi: fabel yang mengandung cerita-cerita sedih dan dapat mengundang keprihatinan pembaca.
  3. Fabel Romantika: fabel yang mengandung kisah romantis dan percintaan.
  4. Fabel Heroik: fabel yang mengadnung cerita kepahlawanan dan perjuangan.

Back to Content ↑

Unsur-Unsur Dalam Fabel


Di dalam teks fabel, unsur-unsur yang dapat dijadikan sumber identifikasi terdiri dari:
  • Tema: ide/gagasan inti sebuah cerita
  • Latar: meliputi latar tempat, sosial, waktu dan emosional
  • Tokoh: para pelaku yang terdapat di dalam cerita (hewan)
  • Watak tokoh: sifat-sifat yang digambarkan oleh tokoh cerita
  • Konflik: permasalahan dalam cerita
  • Amanat: pesan dan amanat yang terkandung di dalam cerita
  • Sudut pandang: cara penceritaan yang digunakan dalam cerita
  • Tujuan komunikasi fabel: mengihbur, mendidik dan menginspirasi
  • Alur: jalan cerita pada teks
  • Pesan: pesan yang ingin disampaikan penulis/pengarang kepada pembaca

Back to Content ↑

Struktur Teks Cerita Fabel


Struktur teks fabel terdiri dari 4 struktur dapat dijabarkan sebagai berikut:
  1. Orientasi (pengenalan): bagian pendahuluan/pembukaan, dalam bagian ini ada latar peristiwa, nama tokoh, dan permasalahan yang dialami oleh tokoh.
  2. Komplikasi (permasalahan): bagian ini adalah permasalahan yang dialami tokoh, bagian komplikasi biasanya menjadi bagian cerita yang sangat panjang. Terdiri dari beberapa masalah dengan satu masalah yang sangat runyam disebut juga klimaks/puncak masalah.
  3. Resolusi (pemecahan masalah): dalam teks fabel hanya ada satu masalah utama, sehingga bisa diselesaika ndengan mudah.
  4. Koda (pesan moral): bagian ini bisa ada bisa juga tidak, namun kebanyakan ada. Hal ini karena tujuan utama teks fabel untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan dengan meminjam tokoh binatang.

Back to Content ↑

Ciri-ciri Umum Teks Cerita Fabel


Ciri-ciri umum dari teks cerita fabel yaitu:
  • Tokoh yang berperan dalam cerita fabel adalah para binatang.
  • Tema ceita fabel banyak tentang hubungan sosial.
  • Watak yang digambarkan oleh para tokoh (binatang) seperti karakter manusia yaitu baik, buruk, penyabar, pemarah, dan lain sebagainya.
  • Tokoh-tokoh dalam fabel diperankan oleh para binatang dapat berkomunikasi, berpikir dan bertingkah layaknya manusia.
  • Sudut pandang yang digunakan orang ketiga.
  • Jalan cerita alur maju.
  • Konflik meliputi permasalahan dunia binatang yang mirip dengan kehidupan manusia.
  • Fabel dilengkapi dengan penggunaan latar tempat, latar waktu, latar sosial, dan latar emosional.
  • Fabel bersifat naratif, dialog yang mengandung kalimat langsung, dan bahasanya informal atau bahasa tidak baku.
  • Mengandung amanat dan pesan untuk pembaca.

Back to Content ↑

Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fabel


Adapun kaidah kebahasaan teks cerita fabel adalah sebagai berikut.
  • Kata kerja aktif transitif dan aktif intransitif: contoh kata kerja aktif trasifit adalah memegang, mengangkat, mengendari dan lain sebagainya. Contoh kata kerja aktif intransitif adalah diam, merenung, berpikir dan lain sebagainya.
  • Penggunaan kata sandang si dan sang: contohnya sang kerbau, si kecil.
  • Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu: contohnya pada suatu malam.
  • Penggunaan kata hubung lalu, kemudian dan akhirnya: contohnya lalu, sang kerbau menginjak ranting pohon.

Back to Content ↑

Contoh Teks Cerita Fabel beserta Strukturnya


Kancil dan Buaya


Orientasi  : 


Pada zaman dahulu Sang Kancil merupakan binatang yang paling cerdik di dalam  hutan. Banyak binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat tumpuan binatang-binatang di dalam hutan, tetapi ia tidak menunjukkan sikap yang sombong malah bersedia membantu kapan saja.

Komplikasi  : 


Suatu hari Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar kawasan kediamannya telah berkurang, Sang Kancil pergi untuk mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari itu, sangat panas dan terlalu lama berjalan, menyebabkan Sang Kancil kehausan. Lalu, ia berusaha mencari sungai terdekat. Setelah mengelilingi hutan akhirnya Kancil aliran sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang waktu, Sang Kancil minum sepuas-puasnya. Dinginnya air sungai itu menghilangkan rasa dahaga Sang Kancil.

Kancil terus berjalan menyusuri tebing sungai. Apabila terasa capai, ia beristirahat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rindang. Kancil berkata di dalam hatinya “Aku mesti bersabar jika ingin mendapat makanan yang lezat-lezat.” Setelah rasa capainya hilang, Sang Kancil kembali menyusuri tebing sungai tersebut sambil memakan dedaunan kegemarannya yang terdapat di sekitarnya. Ketika tiba di satu kawasan yang agak lapang, Sang Kancil memandang kebun buah-buahan yang sedang masak ranum di seberang sungai. “Alangkah enaknya jika aku dapat menyeberangi sungai ini dan dapat menikmati buah-buahan tersebut,” pikir Sang Kancil.

Resolusi   :


Sang Kancil terus berpikir mencari akal bagaimana cara menyeberangi sungai yang sangat dalam dan deras arusnya itu. Tiba-tiba Sang Kacil memandang Sang Buaya yang sedang asyik berjemur di tebing sungai. Sudah menjadi kebiasaan buaya, apabila hari panas buaya suka berjemur untuk mendapat cahaya matahari.

Tanpa berlengah-lengah lagi kancil menghampiri buaya yang sedang berjemur lalu berkata,” Hai sahabatku Sang Buaya, apa kabarmu hari ini?” Buaya yang sedang asyik menikmati cahaya matahari membuka mata dan didapati Sang Kancil yang menegurnya. “Kabar baik sahabatku, Sang Kancil.” Sambung buaya lagi, “Apakah yang menyebabkan kamu datang ke mari?”
“Aku membawa kabar gembira untukmu,” jawab Sang Kancil. Mendengar kata-kata Sang Kancil, Sang Buaya tidak sabar lagi ingin mendengar khabar yang dibawa oleh Sang Kancil, lalu berkata, “Ceritakan kepadaku apakah yang hendak engkau sampaikan?”
Kancil berkata, “Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman supaya menghitung jumlah buaya yang terdapat di dalam sungai ini karena Raja Sulaiman ingin memberi hadiah kepada kamu semua.”

Mendengar nama Raja Sulaiman saja sudah menakuti semua binatang karena Nabi Sulaiman telah diberi kebesaran oleh Allah untuk memerintah semua makhluk di muka bumi ini. “Baiklah, kamu tunggu di sini, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawanku,” kata Sang Buaya. Sementara itu, Sang Kancil sudah berangan-angan untuk menikmati buah-buahan. Tidak lama kemudian, semua buaya yang berada di dasar sungai berkumpul di tebing sungai. Sang Kancil berkata “Hai buaya sekalian, aku telah diperintahkan oleh Nabi Saulaiman supaya menghitung jumlah kamu semua karena Nabi Sulaiman akan memberi hadiah yang istimewa pada hari ini.” Kata kancil lagi, “Berbarislah kamu merentasi sungai mulai dari tebing sebelah sini sampai ke tebing sebelah sana.”

Karena perintah tersebut datangnya dari Nabi Sulaiman, semua buaya segera berbaris tanpa membantah. Kata Buaya, “Sekarang hitunglah, kami sudah bersedia.” Sang Kancil mengambil sepotong kayu yang berada di situ lalu melompat ke atas buaya yang pertama di tepi sungai dan ia mulai menghitung dengan menyebut “Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk,” sambil mengetuk kepala buaya hingga Kancil berjaya menyeberangi sungai. Ketika sampai ditebing seberang, Kancil terus melompat ke atas tebing sungai sambil bersorak gembira dan berkata, “Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahwa aku telah menipu kamu semua dan tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman.”

Koda    :


Mendengar kata-kata Sang Kancil semua buaya merasa marah dan malu karena mereka telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah dan tidak akan melepaskan Sang Kancil apabila bertemu pada masa akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara hingga hari ini. Sementara itu Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meninggalkan buaya-buaya tersebut dan menghilangkan di dalam kebun buah-buahan untuk menikmati buah-buahan yang sedang masak ranum itu.

Back to Content ↑


Demikianlah artikel hari ini tentang teks cerita fabel yang meliputi pengertian, jenis, unsur, struktur dan contoh lengkap. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.

0 comments