Macam-macam Majas - Sebenarnya, apakah fungsi penggunaan gaya bahasa atau majas? Bila dilihat dari fungsi bahasa, penggunaan majas termasuk ke dalam fungsi puitik, yaitu menjadikan pesan lebih berbobot.
Pemakaian gaya bahasa yang tepat dapat menarik perhatian penerima. Sebaliknya, bila penggunaannya tidak tepat, maka akan sia-sia belaka.
Pengertian majas adalah penggunaan kata-kata dalam menulis dan berbicara untuk meyakinkan atau mempengaruhi para pembaca dan pendengar.
Di sini Materibindo tidak akan mengemukakan keseluruhan majas, karena hal itu akan luas sekali, melainkan hanya akan menampilkan beberapa macam majas yang sering digunakan.
Jenis-jenis majas dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan.
Masing-masing jenis majas ini, terdiri dari beberapa macam majas. Berikut ini kami akan memaparkan macam-macam/jenis majas lengkap dengan pengertian dan contoh kalimat majas.
Majas atau gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yakni penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi pembaca atau pendengar.
Pengertian majas atau gaya bahasa menurut penjelasan Harimurti mempunyai tiga pengertian, yaitu:
Pengertian majas atau gaya bahasa menurut Leech dan Short adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu, oleh orang tertentu, dan untuk tujuan tertentu.
Adapun majas memiliki beberapa fungsi yang harus kalian ketahui, yaitu:
Dalam kaitannya dengan majas yang berlaku di Indonesia, majas dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang. Jenis-jenis majas dapat dibedakan menjadi empat, yaitu majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Berikut ini penjelasan singkatnya.
Majas perbandingan merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan atau menyandingkan suatu objek dengan objek lainnya melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian.
Majas personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat manusia kepada sesuatu yang bukan manusia (benda/barang).
Contoh majas personifikasi: Angin yang meraung, tugas menantikan kita.
Majas metafora adalah pemakaian kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai kiasan, lukisan, yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.
Contoh majas metafora: Andi selalu menjadi kambing hitam di tempat kerjanya. Kata 'Kambing hitam' artinya orang yang disalahkan.
Majas simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan simbol atau lambang benda, binatang, atau tumbuhan untuk menyatakan maksud.
Contoh majas simbolik: Saat pulang sekolah, aku terkejut melihat bendera kuning terpasang di depan rumahku. Kata 'Bendera kuning' artinya tanda orang meninggal.
Majas ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdoke pars pro toto dan totem pro parte.
Majas sinekdoke pars pro toto adalah pengungkapan sebagian dari objek/unsur untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contohnya: Sudah masuk ke kelas, namun batang hidung Jono belum juga kelihatan.
Majas sinekdoke totem pro parte adalah pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian objek/unsur.
Contohnya: Indonesia belum pernah juara Piala AFF. Di sini disebutkan Indonesia, namun yang dimaksudkan adalah timnas sepak bola Indonesia.
Majas alegori adalah majas yang menyatakan maksud tertentu dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh majas alegori: Mereka akan segera mendayung bahtera rumah tangga mereka. Sang suami yang menjadi nahkoda dan sang istri menjadi juru mudi. Perjalanan di tengah laut tidak akan mudah, mereka akan dihadapkan dengan ombak.
Dalam contoh majas di atas, penulis menyampaikan bahwa pernikahan itu bisa saja mendapat banyak tantangan, rintangan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu suami dan istri harus selalu kompak dalam pernikahan yang mereka jalani.
Majas alusio adalah majas yang menggunakan berbagai kata kiasan, sampiran, atau peribahasa pantun yang sudah lazim/biasa digunakan banyak orang.
Contoh majas alusio: jangan seperti katak dalam tempurung.
Kata 'Katak dalam tempurung' dalam kalimat di atas sudah lazim didengar orang dan diketahui artinya, yang mana berarti "seseorang yang wawasannya kurang luas".
Majas antonomasia adalah majas yang menyebutkan sesuatu bukan dengan nama asli dari benda tersebut, melainkan dari salah satu sifat benda. Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
Contoh majas antonomasia: Si Cungkring, Si Gemuk, Si Pintar.
Majas perumpamaan/simile adalah pengungkapan dengan perbandingan secara eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, dijelaskan oleh kata: seperti, ibarat, sebagai, umpama, bak, laksana, penaka, dan serupa.
Contoh majas simile: Bibirnya seperti delima merekah, bagai air di atas daun talas.
Majas metonimia adalah pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, atribut, atau ciri khas.
Contoh majas metonimia: Perjalanan dari Pekanbaru ke Jakarta menggunakan Lion Air. 'Lion Air' adalah pesawat terbang.
Majas eufemisme adalah pengungkapan kata-kata yang dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau halus.
Contohnya: Ibu Rini sudah berpulang sejak setahun yang lalu karena serangan jantung. 'Berpulang' berarti meninggal dunia.
Majas asosiasi adalah perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh majas asosiasi: Mereka itu seperti pinang dibelah dua. Berarti, keduanya memiliki wajah yang mirip.
Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan yang bertentangan dengan maksud sebenarnya yang penulis tuangkan dalam kalimat tersebut.
Majas hiperbola adalah ungkapan yang melebih-lebihkan, bahkan tidak masuk akal.
Contoh majas hiperbola: Pertumbuhan ekonomi akan meroket pada bulan September.
Majas litotes adalah ungkapan yang merendahkan diri, walaupun kenyataan yang sebenarnya adalah sebaliknya.
Contoh majas litotes: Silahkan mampir ke gubuk saya.
Majas paradoks adalah ungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun nyatanya keduanya benar.
Contoh majas paradoks: Meskipun hatinya panas, kepalanya tetap dingin.
Ungkapan panas dan dingin mengandung komponen makna yang berlawanan. Ungkapan tersebut tampak aneh, luar biasa, karena hati dan kepala berada dalam diri satu orang manusia. Jadi acuannya tidak sesuai dengan pendapat "umum". Meskipun begitu, secara konotatif, hal ini bisa terjadi, bahkan seharusnya demikian. Inilah yang disebut paradoks.
Majas antitesis adalah ungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan satu dengan yang lainnya.
Contoh majas antitesis: Gadis secantik si Rina diperistri oleh si Budi yang jelek itu.
Yaitu pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi: kecuali, hanya saja.
Contoh majas kontradiksi interminus: Semua pembangunan telah dilakukan, kecuali pembangunan yang berada di timur.
Majas sindiran merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang tujuannya untuk menyindir seseorang ataupun kondisi dan perilaku.
Majas ironi adalah sindiran dengan menyembunyikan fakta sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contohnya: Selamat pagi, sudah bangun ya, padahal baru jam 11.00.
Yaitu sindiran secara langsung dan kasar tanpa menghiraukan perasaan orang lain.
Contohnya: Kamu buta ya? Jalan sebesar ini masih juga nabrak.
Yaitu ungkapan yang bersifat mencemooh ide atau pikiran bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contohnya: Memang engkau seorang gadis tercantik seantero jagad ini, sehingga mampu menghancurkan seluruh isi jagad ini.
Yaitu ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dan lain-lain.
Contohnya: Kopi ini terasa pahit dan engkau seolah tak merasakannya, apakah harga gula sedang naik?.
Yaitu sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sebenarnya.
Contohnya: Ia menjadi kaya raya karena sedikit mengadakan komersialisasi jabatannya.
Majas penegasan merupakan gaya bahasa yang tujuannya meningkatkan pengaruh kepada pembaca dan pendengar agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian.
Majas retoris adalah ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
Contoh majas retorik: Untuk apa berperang, jika sebaiknya kita berdamai?.
Yaitu pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut mulai dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
Contohnya: Seharusnya semua orang mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga orang tua mempunyai asuransi kesehatan.
Kebalikan dari klimaks. Yaitu pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut mulai dari yang kompleks menurun kepada hal yang sederhana.
Contohnya: Di toko ini tersedia ukuran baju mulai dari XXL, XL, L, M sampai yang terkecil S.
Majas pleonasme adalah pemakaian kata yang berlebihan (mubazir) atau yang sebenarnya tidak perlu ditambahkan (tidak efektif).
Contohnya: Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri.
Yaitu perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam satu kalimat.
Contohnya: Rajinlah belajar demi mencapai cita-cita, rajinlah belajar demi masa depan, rajinlah belajar untuk mengangkat derajat keluarga.
Yaitu pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
Contohnya: Anak-anak sedang asyik menyepak bola yang bundar bentuknya itu.
Majas paralelisme adalah majas yang mengulang kata pada setiap baris yang sama dalam satu bait di dalam penggunaan puisi.
Contohnya: Umi kau segalanya bagiku.
Umi kau pahlawan bagiku.
Umi aku begitu menyayangimu.
Majas interupsi adalah ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
Contohnya: Pak Budi, Ketua RW-ku, orangnya ramah dan suka membantu.
Yaitu ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
Contohnya: Silahkan pulang teman-teman, eh maaf, silahkan makan.
Yaitu majas berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contohnya: Keras-keras kena air lembut juga.
Demikianlah macam-macam majas yang sering digunakan lengkap dengan pengertian dan contoh kalimatnya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih.
Pemakaian gaya bahasa yang tepat dapat menarik perhatian penerima. Sebaliknya, bila penggunaannya tidak tepat, maka akan sia-sia belaka.
Pengertian majas adalah penggunaan kata-kata dalam menulis dan berbicara untuk meyakinkan atau mempengaruhi para pembaca dan pendengar.
Di sini Materibindo tidak akan mengemukakan keseluruhan majas, karena hal itu akan luas sekali, melainkan hanya akan menampilkan beberapa macam majas yang sering digunakan.
Jenis-jenis majas dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan.
Masing-masing jenis majas ini, terdiri dari beberapa macam majas. Berikut ini kami akan memaparkan macam-macam/jenis majas lengkap dengan pengertian dan contoh kalimat majas.
Pengertian Majas Menurut Para Ahli
1. Guntur Tarigan
Majas atau gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yakni penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi pembaca atau pendengar.
2. Harimurti Kridalaksana
Pengertian majas atau gaya bahasa menurut penjelasan Harimurti mempunyai tiga pengertian, yaitu:
- Pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis.
- Pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu.
- Keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.
3. Leech dan Short
Pengertian majas atau gaya bahasa menurut Leech dan Short adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu, oleh orang tertentu, dan untuk tujuan tertentu.
Fungsi Majas atau Gaya Bahasa
Adapun majas memiliki beberapa fungsi yang harus kalian ketahui, yaitu:
- Sebagai alat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca atau pendengar.
- Sebagai alat untuk menciptakan keadaan perasaan hati tertentu, maksudnya pembaca atau pendengar hanyut dalam suasana hati tertentu, misalnya senang, dan sebagainya.
- Sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap gagasan yang telah disampaikan.
Jenis-jenis / Macam-macam Majas
Dalam kaitannya dengan majas yang berlaku di Indonesia, majas dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang. Jenis-jenis majas dapat dibedakan menjadi empat, yaitu majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Berikut ini penjelasan singkatnya.
Majas Perbandingan
Majas perbandingan merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan atau menyandingkan suatu objek dengan objek lainnya melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian.
1. Personifikasi
Majas personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat manusia kepada sesuatu yang bukan manusia (benda/barang).
Contoh majas personifikasi: Angin yang meraung, tugas menantikan kita.
2. Metafora
Majas metafora adalah pemakaian kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai kiasan, lukisan, yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.
Contoh majas metafora: Andi selalu menjadi kambing hitam di tempat kerjanya. Kata 'Kambing hitam' artinya orang yang disalahkan.
3. Simbolik/Simbolisme
Majas simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan simbol atau lambang benda, binatang, atau tumbuhan untuk menyatakan maksud.
Contoh majas simbolik: Saat pulang sekolah, aku terkejut melihat bendera kuning terpasang di depan rumahku. Kata 'Bendera kuning' artinya tanda orang meninggal.
4. Sinekdoke
Majas ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdoke pars pro toto dan totem pro parte.
Majas sinekdoke pars pro toto adalah pengungkapan sebagian dari objek/unsur untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contohnya: Sudah masuk ke kelas, namun batang hidung Jono belum juga kelihatan.
Majas sinekdoke totem pro parte adalah pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian objek/unsur.
Contohnya: Indonesia belum pernah juara Piala AFF. Di sini disebutkan Indonesia, namun yang dimaksudkan adalah timnas sepak bola Indonesia.
5. Alegori
Majas alegori adalah majas yang menyatakan maksud tertentu dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh majas alegori: Mereka akan segera mendayung bahtera rumah tangga mereka. Sang suami yang menjadi nahkoda dan sang istri menjadi juru mudi. Perjalanan di tengah laut tidak akan mudah, mereka akan dihadapkan dengan ombak.
Dalam contoh majas di atas, penulis menyampaikan bahwa pernikahan itu bisa saja mendapat banyak tantangan, rintangan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu suami dan istri harus selalu kompak dalam pernikahan yang mereka jalani.
6. Alusio
Majas alusio adalah majas yang menggunakan berbagai kata kiasan, sampiran, atau peribahasa pantun yang sudah lazim/biasa digunakan banyak orang.
Contoh majas alusio: jangan seperti katak dalam tempurung.
Kata 'Katak dalam tempurung' dalam kalimat di atas sudah lazim didengar orang dan diketahui artinya, yang mana berarti "seseorang yang wawasannya kurang luas".
7. Antonomasia
Majas antonomasia adalah majas yang menyebutkan sesuatu bukan dengan nama asli dari benda tersebut, melainkan dari salah satu sifat benda. Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
Contoh majas antonomasia: Si Cungkring, Si Gemuk, Si Pintar.
8. Simile
Majas perumpamaan/simile adalah pengungkapan dengan perbandingan secara eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, dijelaskan oleh kata: seperti, ibarat, sebagai, umpama, bak, laksana, penaka, dan serupa.
Contoh majas simile: Bibirnya seperti delima merekah, bagai air di atas daun talas.
9. Metonimia
Majas metonimia adalah pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, atribut, atau ciri khas.
Contoh majas metonimia: Perjalanan dari Pekanbaru ke Jakarta menggunakan Lion Air. 'Lion Air' adalah pesawat terbang.
10. Eufemisme/Eufimisme
Majas eufemisme adalah pengungkapan kata-kata yang dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau halus.
Contohnya: Ibu Rini sudah berpulang sejak setahun yang lalu karena serangan jantung. 'Berpulang' berarti meninggal dunia.
11. Asosiasi
Majas asosiasi adalah perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh majas asosiasi: Mereka itu seperti pinang dibelah dua. Berarti, keduanya memiliki wajah yang mirip.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan yang bertentangan dengan maksud sebenarnya yang penulis tuangkan dalam kalimat tersebut.
1. Hiperbola
Majas hiperbola adalah ungkapan yang melebih-lebihkan, bahkan tidak masuk akal.
Contoh majas hiperbola: Pertumbuhan ekonomi akan meroket pada bulan September.
2. Litotes
Majas litotes adalah ungkapan yang merendahkan diri, walaupun kenyataan yang sebenarnya adalah sebaliknya.
Contoh majas litotes: Silahkan mampir ke gubuk saya.
3. Paradoks
Majas paradoks adalah ungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun nyatanya keduanya benar.
Contoh majas paradoks: Meskipun hatinya panas, kepalanya tetap dingin.
Ungkapan panas dan dingin mengandung komponen makna yang berlawanan. Ungkapan tersebut tampak aneh, luar biasa, karena hati dan kepala berada dalam diri satu orang manusia. Jadi acuannya tidak sesuai dengan pendapat "umum". Meskipun begitu, secara konotatif, hal ini bisa terjadi, bahkan seharusnya demikian. Inilah yang disebut paradoks.
4. Antitesis
Majas antitesis adalah ungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan satu dengan yang lainnya.
Contoh majas antitesis: Gadis secantik si Rina diperistri oleh si Budi yang jelek itu.
5. Kontradiksi interminus
Yaitu pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi: kecuali, hanya saja.
Contoh majas kontradiksi interminus: Semua pembangunan telah dilakukan, kecuali pembangunan yang berada di timur.
Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang tujuannya untuk menyindir seseorang ataupun kondisi dan perilaku.
1. Ironi
Majas ironi adalah sindiran dengan menyembunyikan fakta sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contohnya: Selamat pagi, sudah bangun ya, padahal baru jam 11.00.
2. Sarkasme
Yaitu sindiran secara langsung dan kasar tanpa menghiraukan perasaan orang lain.
Contohnya: Kamu buta ya? Jalan sebesar ini masih juga nabrak.
3. Sinisme
Yaitu ungkapan yang bersifat mencemooh ide atau pikiran bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contohnya: Memang engkau seorang gadis tercantik seantero jagad ini, sehingga mampu menghancurkan seluruh isi jagad ini.
4. Satire
Yaitu ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dan lain-lain.
Contohnya: Kopi ini terasa pahit dan engkau seolah tak merasakannya, apakah harga gula sedang naik?.
5. Innuendo
Yaitu sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sebenarnya.
Contohnya: Ia menjadi kaya raya karena sedikit mengadakan komersialisasi jabatannya.
Majas Penegasan
Majas penegasan merupakan gaya bahasa yang tujuannya meningkatkan pengaruh kepada pembaca dan pendengar agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian.
1. Retorik/Retoris
Majas retoris adalah ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
Contoh majas retorik: Untuk apa berperang, jika sebaiknya kita berdamai?.
2. Klimaks
Yaitu pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut mulai dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
Contohnya: Seharusnya semua orang mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga orang tua mempunyai asuransi kesehatan.
3. Antiklimaks
Kebalikan dari klimaks. Yaitu pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut mulai dari yang kompleks menurun kepada hal yang sederhana.
Contohnya: Di toko ini tersedia ukuran baju mulai dari XXL, XL, L, M sampai yang terkecil S.
4. Pleonasme
Majas pleonasme adalah pemakaian kata yang berlebihan (mubazir) atau yang sebenarnya tidak perlu ditambahkan (tidak efektif).
Contohnya: Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri.
5. Repetisi
Yaitu perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam satu kalimat.
Contohnya: Rajinlah belajar demi mencapai cita-cita, rajinlah belajar demi masa depan, rajinlah belajar untuk mengangkat derajat keluarga.
6. Tautologi
Yaitu pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
Contohnya: Anak-anak sedang asyik menyepak bola yang bundar bentuknya itu.
7. Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas yang mengulang kata pada setiap baris yang sama dalam satu bait di dalam penggunaan puisi.
Contohnya: Umi kau segalanya bagiku.
Umi kau pahlawan bagiku.
Umi aku begitu menyayangimu.
8. Interupsi
Majas interupsi adalah ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
Contohnya: Pak Budi, Ketua RW-ku, orangnya ramah dan suka membantu.
9. Koreksio
Yaitu ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
Contohnya: Silahkan pulang teman-teman, eh maaf, silahkan makan.
10. Aliterasi
Yaitu majas berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contohnya: Keras-keras kena air lembut juga.
Demikianlah macam-macam majas yang sering digunakan lengkap dengan pengertian dan contoh kalimatnya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih.
0 comments